Perbedaan Tabungan dan Investasi


Perbedaan Tabungan dan Investasi

Tabungan adalah proses penyimpanan sebagian dari pendapatan untuk kepentingan masa depan atau keperluan tertentu. Walaupun pada praktiknya, tabungan juga bisa menjadi aset yang akan terus bertambah jumlahnya meski lebih lambat daripada investasi (tabungan yang berbunga).
 umumnya merupakan sebuah produk dari bank tertentu. Terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya yang paling umum adalah tabungan jangka pendek yang berfungsi untuk berjaga-jaga, tabungan untuk menambah nilai aset, ataupun tabungan yang minim risiko.
Investasi adalah langkah menanamkan modal dengan harapan akan mendapat manfaat lebih di masa depan. Investasi ini bertujuan untuk kepentingan jangka panjang, jadi tidak bisa digunakan untuk kepentingan mendadak. Investasi banyak macamnya, dari mulai yang high risk hingga low risk, diantaranya properti, saham, emas batangan, reksa dana dan lainnya.

  • ·         Perbedaan dari sisi keuntungan

Tabungan jelas tidak menghasilkan keuntungan kecuali bunga yang nantinya bisa tergerus oleh inflasi. Sedangkan investasi adalah sesuatu yang apabila Anda tanamkan uang di dalamnya maka potensi keuntungannya berlipat dan besar. Contohnya adalah saham, reksadana (bisa memberikan revenue hingga 30 persen per tahun), atau sebidang tanah. Antara investasi saham dan bunga deposito, memiliki perbedaan yang cukup mendasar terkait dari jumlah keuntungan yang bisa didapatkan.

  • ·         Perbedaan dari sisi resiko

Kita tidak akan mendaptkan resiko apapunn dengan menabung di Bank. Satu-satunya yang harus diwaspadai adalh ketika Bank tersebut dilikuidasi, itupun pemerintah dapat menjamin simpanan kita melalui LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
Sebaliknya, investasi rawan resiko. Yang paling besar adalah kerugian finansial. Terdapat 5 resiko umum investasi, yaitu 1) Resiko Likuiditas, Seberapa cepat sebuah aset investasi dapat menjadi uang tunai menandakan tingkat likuiditasnya. 2) Resiko Volatilitas, perubahan harga yang drastis dalam kurun waktu singkat. 3) Resiko Suku Bunga, turunnya suku bunga acuan, maka investasi di deposito kemungkinan menjadi kurang menarik karena suku bunga akan turun. 4) Resiko Inflasi, jika kenaikan asset tidak seimbang dengan kenaikan tingkat inflasi kemungkinan besar standar hidup investor dapat menurun. 5) Resiko Gagal Bayar, berinvestasi di sebuah bisnis ada umumnya memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi daripada berinvestasi di aset seperti emas atau properti.

  • Tabungan bisa dipindahtangankan dengan mudah
Maksudnya, jika saat ini Anda punya uang di ATM lalu ada orang yang butuh bantuan finansial, Anda tinggal transfer saja sejumlah yang dibutuhkan. Tidak perlu ada prosedur apapun. Sedangkan investasi tidak bisa. Ketika Anda ingin menolong teman Anda sementara Anda tidak punya uang tabungan, satu-satunya cara adalah dengan menjual aset investasi. Tidak heran ketika seseorang butuh biaya ke rumah sakit maka ia menjual tanahnya dengan harga di bawah harga pasaran. Atau menggadaikan logam mulianya yang sedianya akan dipakai untuk biaya kuliah anak. Bisa juga dengan menjual saham-saham yang disimpan di saat prospek harganya sedang bagus-bagusnya.  Dan itu butuh waktu yang tidak sebentar.

Comments